Opini

Gerakan Global Media Siber era Disrupsi Teknologi dan Transformasi Sosial

7
×

Gerakan Global Media Siber era Disrupsi Teknologi dan Transformasi Sosial

Sebarkan artikel ini

ORGANISASI PERUSAHAAN PERS terbesar di Tanah Air, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) lahir ketika media pers sedang dilanda era disrupsi teknologi dan transformasi sosial. Kelenturan beradaptasi dengan teknologi baru dan transformasi sosial menjadikan seluruh jajaran pengurus dan anggota SMSI tampil sebagai pemilik media siber.
Didukung media Siberindo.co yang menjadi news room bersama warga SMSI dan jaringan media Cyber Network (CYN). Lalu ditambah lagi pembentukan Millennials Cyber Media (MCM) di tiap daerah yang diputuskan dalam Rapat Kerja Nasional SMSI di Jakarta 7-8 Desember 2021, SMSI diyakini melompat jauh ke depan menggunakan media pers siber rintisan masing-masing.

Untuk mewujudkan capaian-capaian yang menjadi harapan, SMSI telah menjalin kerjasama dengan banyak pihak. Terbaru diantaranya dengan Bukit Algoritma pimpinan Budiman Sudjatmiko. Lompatan jauh ke depan tidak mungkin terwujud tanpa bekerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten.

Sinergitas antar internal SMSI— para anggota, dan pengurus— dan antar lembaga-lembaga eksternal di luar SMSI sudah menjadi komitmen dan agenda bersama yang telah ditetapkan oleh Ketua Umum SMSI Firdaus.

“Kita harus tahu tentang ekosistem perusahaan pers siber. SMSI adalah Indonesia mini. Merangkul semua yang bersedia diajak bekerja sama untuk kebaikan dan kemajuan bersama, kemajuan Indonesia,” kata Firdaus di depan anggotanya mengakhiri rapat kerja nasional SMSI di Jakarta tanggal 7- 8 Desember 2021.

Hingga Desember 2021, jumlah perusahaan media siber yang tergabung dalam SMSI sedikitnya 1.350 perusahaan.