Dengan ajaran yang baru itu, Muhammad bin Abdul Wahab kembali ke kampungnya, namun ditentang dan diusir oleh bapaknya yang juga seorang Ulama Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah).
Dugaan Kerja Sama Yahudi, Keluarga Al-Saud dan Golongan Wahabi Membentuk Kerjaan Arab Saudi
Selepas diusir oleh ayahnya, Muhammad bin Abdul Wahab terus menyebarkan ajarannya itu ke seluruh Najd. Perjuangan yang disebarkan oleh muhammad bin Abdul Wahab itu dipantau oleh Mr. Henpher dan didukung oleh kerajaan Inggris. Muhammad Bin Abdul Wahab membawa misi Yahudi kepada pemimpin-pemimpin Arab.
Pada Tahun 1747 Muhammad Bin Abdul Wahab bertemu dengan Muhammad bin Sa’ud, dia adalah keturunan Yahudi. Maka bergabunglah Muhammad Bin Abdul Wahab dengan Muhammad bin Sa’ud untuk mengembangkan ajaran wahabi.
Dengan fatwa Wahabi ini, maka orang-orang yang tidak ikut dengan Wahabi akan dibunuh dan hartanya dirampas.
Kaum Wahabi melancarkan Perang didalam dan diluar wilayah Najd, seperti Yaman, Hijjaz, daerah sekitar Syria, dan Irak. Mereka membantai 300 lelaki wilayah kota Al-Ahsa dan merampas harta milik mereka.
Pasukan Muhammad Bin Sa’ud dan Muhammad Bin Abdul Wahab terus melakukan kekejaman keseluruh Arab. Siapa yang taat kepada ajarannya wajib berbai’at, bila melawan wajib dibunuh dan harta miliknya dirampas.
Diantara Umat Islam yang paling banyak dibunuh oleh pasukan ini adalah keturunan Rasulullah SAW. Namun ada diantara keturunan Rasulullah SAW ada yang sempat melarikan diri ke Malaysia dan Indonesia.
Peninggalan Rasulullah SAW dimusnahkan supaya Umat Islam tidak lagi mengagungkan dan memuliakan Rasulullah SAW dan keturunannya.
Selanjutnya>>