Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta Kamdani, mengemukakan sejumlah tantangan krusial yang tengah dihadapi sektor ketenagakerjaan di Indonesia.
Salah satu isu paling mendasar yang disoroti adalah keterbatasan signifikan lapangan kerja formal yang tersedia bagi masyarakat.
Berdasarkan pemaparan Shinta, ketidakseimbangan antara kebutuhan pencari kerja dan ketersediaan lowongan semakin memburuk.
“Data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa sebelum pandemi satu lowongan bisa diperebutkan 2 pencari kerja. Sekarang satu itu bisa 8-16 orang. Makanya kalau kita lihat banyak sekali berita-berita ngantrenya sampai ribuan orang hanya untuk beberapa pekerjaan,” ujar Shinta dalam Indonesia Economic Outlook National Seminar di Universitas Indonesia, Senin (24/11/2025).
Fenomena ini tercermin dari banyaknya antrean panjang ribuan pelamar yang memperebutkan sejumlah kecil posisi.
Menyambut tahun 2026, Shinta menilai masalah defisit lapangan kerja formal ini sebagai tantangan serius yang memerlukan perhatian mendalam dari pemerintah, khususnya dalam upaya menciptakan peluang kerja yang layak dan terstruktur.
Beliau menjelaskan bahwa individu yang gagal memperoleh pekerjaan formal yang memadai cenderung beralih ke sektor-sektor informal. Hal ini mencakup upaya mendirikan usaha mandiri, bergabung dengan ekosistem Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), atau menjadi pekerja paruh waktu/kontrak (gig worker).
Menurutnya, tantangan utama pada tahun 2026 bukan sekadar mereduksi angka pengangguran, melainkan fokus pada penciptaan lapangan kerja yang benar-benar berkualitas dan layak.
Konsekuensi dari kondisi ini adalah lonjakan drastis jumlah pekerja mandiri atau gig worker, yang kini mencapai 31 juta individu. Jika ditotal, terdapat 7 juta penganggur, 19 juta pekerja keluarga (tidak dibayar), dan 31 juta pekerja mandiri, menghasilkan agregat 57 juta pekerja.
Shinta menyimpulkan bahwa, dengan mempertimbangkan anggota keluarga, sekitar 180 juta jiwa di Indonesia menggantungkan hidupnya pada jenis pekerjaan yang rentan dan tidak stabil.(*/YG)












