Berita

Simak Peluang dan Tantangan Hilirisasi Produk Kelapa Sawit Pada Kegiatan Sosialisasi dan Expo Sawit Baik di Sumsel

×

Simak Peluang dan Tantangan Hilirisasi Produk Kelapa Sawit Pada Kegiatan Sosialisasi dan Expo Sawit Baik di Sumsel

Sebarkan artikel ini

OKI – Kegiatan Sosialisasi & Expo Sawit Baik 2023 sukses digelar. Acara tersebut berlangsung di Desa Mulya kec. Mesuji OKI Kab.Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Jumat (8/9/2023)

Acara yang bertajuk hilirisasi produk turunan kelapa sawit untuk kebangkitan ekonomi kerakyatan diselenggarakan oleh Anggota Komisi XI DPR RI H. Bertu Merlas, S.T. bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Lembaga Kajian Strategi dan Pembangunan Pemerintah (LKSP).
Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kelapa sawit dan produk turunannya kepada masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.

“Hasil badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, produksi kelapa sawit Indonesia sebesar 45,58 juta ton pada 2022 dan Sumatra selatan telah menyumbang 7,75 % dari total produksi kelapa sawit Indonesia. Sawit di Sumsel itu cukup luas sekitar 1.191.401 hektar, sejauh ini sawit cukup membantu perekonomian warga sumsel, harapan saya adalah bahwa hendaknya perkebunan kelapa sawit di sumsel terus kita kembangkan, manfaatnya sangat banyak yang paling utama adalah menjadi solusi bagi perekonomian masyarakat, berikut produk turunan kelapa sawit yang indonesia juga harus kembangkan, ada berbagai macam jenis produk turunan kelapa sawit mulai dari bahan makanan, kosmetik, hingga bahan bakar biodiesel. Saya berharap melalui acara ini bapak ibu sekalian mendapatkan pengetahuan baru mengenai selapa sawit dan hilirisasi kelapa sawit”. Ujar Anggota DPR RI Komisi XI H. Bertu Merlas, S.T

Bertu menghimbau masyarakat sumatra selatan untuk terus mengembangkan perkebunan kelapa sawit karena melihat banyaknya manfaat kelapa sawit bagi masyarakat, berhasil menjadi solusi perekonomian masyarakat dan banyaknya jenis produk turunan kelapa sawit.

Dr. Darul Abror, M.Pd. Narasumber lokal yang diundang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kelapa sawit dan produk turunannya. Abror mejelaskan tiga kontribusi industri kelapa sawit Indonesia.

“Ada tiga kontribusi industri kelapa sawit Indonesia, pertama mengentaskan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja untuk lebih dari 16 juta tenaga kerja, kedua kontributor terbesar ekspor non migas dengan menyumbang 15,6 % dari total ekspor non migas tahun 2020, ketiga menyumbang 3,50% kepada product domestic bruto (PDB) Indonesia” ungkapnya

Menurut Abror industri kelapa sawit berperan penting dalam mengentaskan masalah kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, penyumbang migas terbesar dunia dan penyumbang 3,50% kepada product domestic bruto (PDB) Indonesia.

Selanjutnya Narasumber kedua Supriyanto, M.Pd. seorang akademisi menjelaskan manfaat dan tantangan hilirisasi kelapa sawit.

“Ada beberapa manfaat hilirisasi kelapa sawit atau mutiplier effect yaitu meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar, menciptakan nilai tambah (value added) di dalam negeri, adanya proses alih teknologi, mengembangkan wilayah industri, meningkatkan penghasilan ekspor dan menambah devisa negara”. Ujar Supriyanto, M.pd.

Sedang tantangannya adalah fluktuasi harga minyak dunia, banyaknya sengketa lahan perkebunan, kendala penyediaan lahan oleh pemerintah, kendala pembiayaan oleh Bank yang kurang support, terlalu banyak retribusi, ketidakjelasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), peraturan yang tidak terintegerasi antara lembaga pemerintahan (ex:Menhut dan Pemda), infrastruktur yang kurang memadai, masalah pasokan energi listrik juga masih terkendala dan masalah teknologi untuk pengembangan nilai tambah produk sawit yang memerlukan dana besar. Namun dengan banyaknya tantangan bukan membuat surut semangat untuk melakukan hilirisasi kelapa sawit namun tetap melihat peluang dan manfaatnya untuk masyarakat terutama dalam melancarkan perputaran roda ekonomi masyarakat.