Bagi kita semua, ini adalah model perilaku dan inilah doa yang dapat kita jadikan bagian dari hidup kita.
‘Abdullah bin’ Amr meriwayatkan dari Abu Bakar As-Siddiq bahwa ia berkata: “Wahai Rasulullah, ajari aku permohonan yang bisa saya doakan dalam Shalat.” Dia Muhammad SAW berkata: “Katakan: ‘Ya Allah, aku telah banyak berbuat salah pada diriku, dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Jadi maafkan aku dengan pengampunan dari-Mu, dan kasihanilah aku, sesungguhnya, Engkaulah Maha Pengampun, Maha Penyayang (Allāhumma innī ẓalamtu nafsī ẓulman kathīran wa lā yaghfirudh-dhunūba illā anta faghfirlī maghfiratan min ‘indika warḥam-ra m rāmḥ ra.)”.
“Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul-‘afwa, fa’fu’ anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau mencintai pengampunan; jadi maafkan aku).” ( Riyad us-Saliheen ).
Ada banyak doa yang bisa kita buat untuk meminta pengampunan, bahkan sesuatu yang ringan di lidah seperti mengatakan “astaghfirullah” adalah cara yang bagus untuk mencari pengampunan.
Yang paling penting adalah bahwa sebagai Muslim, kita mengerti bahwa kita mungkin berdosa dan bahwa kita telah diberikan karunia Istighfar sebagai cara untuk kembali kepada Tuhan kita.
Membawa Kita Lebih Dekat dengan Allah (taala)
Rasa takut dan malu yang kita rasakan setiap kali kita melakukan dosa adalah hal yang baik. Ini adalah tanda bahwa kita sadar akan Allah (ta’ala) meskipun telah berbuat salah.
Seringkali, ketika perasaan ini menyertai dosa, itu bisa mendorong kita untuk mencari pengampunan. Kita merasa sangat buruk dengan apapun yang telah kita lakukan sehingga kita mengarahkan wajah kita kepada Allah (ta’ala) dan meminta Dia untuk memaafkan kita.