Oleh: Novi Wardanti, M.Pd (Kepala SMPN 4 Bukit Sundi)
Proletarmedia.com – Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP No 17 tahun 2017).
Sebagai pendidik, tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu saja kepada peserta didiknya, Namun sejalan dengan itu tugas guru juga dituntut untuk mampu membimbing, mendidik, dan melatih peserta didiknya. Ini juga selaras dengan yang dicita-citakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Yang dirumuskan dalam sistem Among, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tuturi Handayani. Untuk melaksanakan dwifungsi ini guru perlu memiliki kepribadian.
Kepribadian yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah yang dapat mengarah pada sikap dan perilaku guru dalam kesehariannya. Guru Cantik maksudnya adalah singkatan dari Cerdas, Antusias, Tegas dan Menarik. Cerdas yang dimaksudkan dalam hal ini bukan hanya cerdas intelegensinya, tetapi juga cerdas dalam membaca situasi. Baik situasi kelas maupun situasi anak didik.
Guru perlu memiliki alat yang bisa dipakai untuk mendeteksi situasi kelasnya. Layaknya seorang dokter, guru perlu juga memiliki stateskop. Stateskop dalam arti harfiah adalah alat yang digunakan dokter untuk mendeteksi atau memeriksa kondisi jantung pasien.
Sementara stateskop yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah sebagai perumpamaan, artinya sebelum guru menyampaikan materi pada pertemuan tersebut, guru harus memeriksa dulu bagaimana situasi, baik situasi kelas maupun situasi psikologis peserta didik yang ada di kelas pada saat itu. Ini perlu dilakukan, karena dengan memahami kondisi maka materi yang akan disampaikan bisa diterima dengan baik oleh peserta didik.
Diibaratkan dengan dokter yang sedang memeriksa pasien ,maka obat yang akan diberikan pun akan sesuai dengan sakit yang diderita oleh pasien. Demikian pulalah halnya dengan guru di kelas, apabila dapat memahami situasi kelas dan psikologis peserta didik, maka materi yang akan diajarkan juga akan cocok dengan kebutuhan peserta didik.
Berikutnya singkatan dari huruf A, yaitu antusias. Menurut kamus bahasa Indonesia arti kata antusias adalah bergairah, bersemangat, berminat besar terhadap sesuatu. Gairah atau semangat ini perlu dimiliki oleh seorang guru ketika berhadapan dengan siswa.
Pernahkah kita merasakan ketika terlibat dalam perbincangan menyenangkan dengan orang lain. Tanpa disadari ternyata kita sudah menghabiskan waktu cukup lama untuk berbincang.
Pada saat itu hanya perasaan nyaman yang ada, saat melihat sosok di depan atau di sebelah kita bercerita dengan penuh antusias. Ilustrasi ini menunjukan bahwa, apabila sedang berbincang atau berdiskusi dengan seseorang yang kelihatan sangat antusias, maka situasi yang tercipta pada saat itu jauh dari rasa bosan.
Demikian juga halnya, pada saat menyampaikan pelajaran berupa materi kepada peserta didik, semangat guru untuk menyampaikannya merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan materi tersebut dikuasai peserta didik.
Selanjutnya adalah singkatan huruf T. Huruf T, di sini singkatan dari kata Tegas. Seorang guru harus tegas dalam berbicara dan bertindak. Tegas bukan berarti keras. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik paham, bahwa ada saatnya dalam pembelajaran dibutuhkan keseriusan dan ada pula saatnya untuk bergurau.
Selanjutnya adalah singkatan dari M. Huruf M maksudnya adalah Menarik. Seorang guru harus memiliki daya tarik tersendiri bagi peserta didik dalam meyampaikan materi yang diampu. Daya tarik ini bisa diciptakan dengan melakukan variasi dalam menggunakan model dan teknik pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi menarik bagi peserta didik.
Guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadist dari Anas Bin Malik yang artinya: “Dari Anas Bin Malik dari Nabi SAW, Mudahkanlah dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu mambuat lari” ( HR. Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori Al Jufi).
Guru harus mahir mengkombinasikan dan memilih model pembelajaran. Selain itu yang membuat guru menjadi lebih menarik di mata siswa adalah kepiawaian guru dalam melakukan sesuatu,
Ada hal-hal berikut yang perlu dilakukan guru diantaranya :
- Kepiawaian dalam mengajak peserta didik untuk memusatkan perhatian,
Mengubah situasi dari riuh menjadi senyap dan sebaliknya. - Mengadakan kontak pandang, misalnya memperbesar mata tanda tercengang, Mengatur gerak badan(berjalan mendekati peserta didik), variasi ekspresi wajah( senyum, cemberut, dan mengerutkan dahi), gerakan kepala, serta gerakan badan.
Selanjutnya Penggantian posisi berdiri dalam kelas, perpindahan posisi guru dalam ruangan kelas dapat membantu dalam menarik perhatian peserta didik. Misalnya guru berdiri di tengah, ke belakang, bagian kiri dan kanan. Lakukanlah perpindahan dengan sewajarnya.
Mengubah voume suara, dari volume biasa ke tinggi atau dari volume biasa sampai nyaris tak terdengar.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan menyenangkan maka, dibutuhkan seorang guru yang CANTIK Cerdas, Antusias,Tegas dan Menarik. Semoga kita bisa.