Lampung Selatan,–Berkat ketekunan dan kerja keras selalu membuahkan hasil, kisah Riki Subianto menjadi salah satu buktinyata, pemudi yang membawa harum nama desa lewat pesona pariwisata lokal
Remaja asal Desa Bumi Jaya Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan ini berhasil menyita perhatian publik setelah dinobatkan sebagai Juara 3 (Runner-up) Duta Wisata provinsi Lampung 2025
Lahir dari keluarga sederhana, Riki bukan berasal dari lingkungan yang dekat dengan dunia gemerlap panggung atau pariwisata. Sukses mengenalkan seni dan budaya daerah, guna peningkatan kunjungan wisata yang dapat memberikan memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.
Berbekal rasa percaya diri dan pengetahuan yang ia gali dari tempat wisata yang ada di Lampng Selatan, seperti Bakauheni Harbour City (BHC), sebuah kawasan wisata tepi laut terintegrasi di Bakauheni, Lampung, yang dikembangkan untuk menjadi ikon pariwisata baru dan pusat pertumbuhan ekonomi di gerbang Pulau Sumatera.
BHC merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mengintegrasikan pelabuhan, taman rekreasi seperti Krakatau Park, masjid, serta area untuk UMKM dan hotel, dengan tujuan meningkatkan kunjungan wisatawan dan daya tarik ekonomi Lampung.
Kemudian, bagi anda pencinta alam Bukit Slympuyang yang merupakan destinasi wisata alam yang terletak di Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, Tempat ini menawarkan kombinasi pemandangan perbukitan hijau dan pantai tersembunyi yang masih asri, menjadikannya cocok untuk pencinta alam dan petualangan, dengan fasilitas untuk berkemah dan menikmati keindahan alam sekitar
Bukit Slympuyang ini, menawarkan daya tarik utama. Dimana terdapat perpaduan bukit dan pantai pengunjung dapat menikmati pemandangan dari atas bukit dan juga turun ke pantai yang menawan dengan pasir halus dan air laut berwarna hijau tosca.
Selain itu, Air Way Kalam yang indah ini terletak di Desa Way Kalam, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Lokasinya tak begitu jauh dengan Ibukota Kalianda. Bagi para pecinta wisata alam, bisa menjadi pilihan. Lokasi air terjun ini terkesan tersembunyi berada di sebuah lembah pegunungan.
Berjarak sekitar 200 meter dari tempat parkir kendaraan, untuk menuju air terjun diperlukan kondisi fisik yang fit, karena harus berjalan kaki menuruni lembah atau jurang yang curam dan ekstrem diantara batu-batu dan pohon–pohon besar.
Namun, lelahnya perjalanan menuju arter tersebut, akan sirna dengan indahnya alam serta suasana yang masih asri dan alami, juga dinginnya air yang terjatuh dan mengalir ke sungai.
Di sini, pengunjung bisa menikmati kesegaran air khas pegunungan dengan mandi sepuasnya.
Tidak tentang Pariwisata, Riki Subianto memperkenalkan budaya yang ada di Lampung Selatan yakni tarian Tuping 12 yang merupakan wajah kesenian tradisi khas masyarakat Lampung Selatan
dan memiliki makna tersendiri. Tarian ini bukan hanya sebagai simbol estetika saja, tetapi juga menggambarkan semangat perjuangan rakyat Lampung saat melawan penjajahan Belanda di Tanah Lampung yang di pimpin oleh Radin Intan II
Pasukan tuping ini terdiri dari 12 pasukan dengan berbagai macam karakter. Tugas pasukan tuping ini bukan sebagai mata-mata melainkan sebagai pasukan penyerbu yang berpura-pura menjadi masyarakat biasa.
Keberadaan tuping ini adalah bagian dari sejarah keratuan Darah Putih yang ikut berjuang melawan penjajah. Keratuan darah putih adalah keratuan di lampung khususnya di Kuripan Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan. Keluarga keratuan yang diangkat menjadi pahlawan nasional adalah Raden Intan II atau dikenal juga dengan nama Khadin Itton Kesuma Khatu II (1834-1856).
“Ya, saat saya di interview mengikuti ajang pemilihan Mister Grand Tourism Lampung 2025 (Duta Wisata) yang digelar di Taman Budaya Provinsi Lampung, pada, Senin, 15 September 2025, kami perkenalkan wisata dan budaya di Lampung Selatan tentang,
Bakauheni Harbour City, Bukit Slympuyang, Air Terjun Wau Kalam, untuk budaya kami tawarkan Yati Tuping 12,” ujar Riki
Meskipun, kata masih banyak deretan wisata-wisata di kawasan Kalianda yang indah dan mempesona. Namun, saya akan terus menggali potensi wisata yang ada di Lampung Selatan untuk di bawa ke tingkat Nasional
Karena kata Riki, yang tinggal di Desa Bumi Jaya, dalam waktu dekat dirinya akan bertanding di pemilihan Mister Miss Grand Tourism Indonesia tingkat Nasional mewakili Lampung Selatan pada januari 2026.
Ia mengaku, pada saat mengikuti ajang
pemilihan Mister Grand Tourism Lampung 2025 (Duta Wisata) yang digelar di Taman Budaya Provinsi Lampung, pada, Senin, 15 September 2025, Riki bersaing dengan
22 peserta yang mewakili setiap Kabupaten di Lampung, namun ada 2 tidak ikut serta yakni Tanggamus dan Way Kanan
“Jadi, kami mohon doa dan dukungan serta support dari masyarakat Lampung Selatan khususnya Ibu Duta Pariwisata sekaligus Tim penggerak PKK kabupaten Lampung Ibu Zita Anjani, dukung kami untuk maju ke tingkat Nasional agar dapat membawa nama baik pariwisata di Lampung Selatan, serta pemerintah daerah,” harap Riki Subianto
Kepala Desa Bumi Jaya Aris Mustofa mengungkapkan kesiapan untuk mendukung penuh setiap anak muda di desa nya yang membawa prestasi baik
Menurut nya, tidak mustahil nanti nya apa yang dia dapatkan akan dapat memberikan dampak positif bagi Desa Bumi Jaya kedepannya
Dijelaskan oleh Aris, Pemerintah desa
mulai gencar mempromosikan berbagai destinasi Agro Edu wisata di Desa Bumi Jaya, kami akan perbaiki fasilitas umum seperti alun-alun desa agar indah dan
memesona
“Selain, kami mempromosikan anak kami Riki Subianto, saya akan memperkenalkan juga desa kami kepada masyarakat luas,” kata Aris Mustofa, Senin (28/9/2025)
Aris berharap, Riki Subianto agar terus mempersiapkan diri secara khusus untuk maju ke tingkat Nasional dalam ajang Pariwisata, terus gali potensi-potensi yang ada agar nantinya dapat menambah wawasan saat mengikuti ajang tersebut
“Saya atas nama Pemerintah desa bangga dan meng apresiasi langkah anak muda seperti Riki yang telah berhasil membawa nama baik Lampung Selatan khususnya Desa Bumi Jaya ketingkat Provinsi Lampung,” imbuhnya
Semoga, keberhasilan Riki Subianto ada lagi pemuda-pemuda yang dapat prestasi gemilang dari desa Bumi Jaya
“Sehingga, nantinya dapat mengembangkan potensi-potensi ke bakaran nya dan di kembangkan di desa sendiri, yakni desa Bumi Jaya,” tandasnya
(Red)