Setelah di soroti berapa media Gubernur NTT Angkat bicara untuk selesaikan konflik perbatasan Ngada-Matim
NTT- Tekanan publik kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait konflik sosial di wilayah perbatasan Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai Timur untuk segera dicarikan solusi terbaik.
Kepada media ini, Gubernur NTT Melkiades Laka Lena menyampaikan bahwa pimpinan kedua wilayah sudah membantu meredam dan mengendalikan situasi kondisi saat ini dengan baik.
Ia juga menyampaikan, Pasca perayaan hari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus akan ada pembicaraan lebih lanjut bersama Pemerintah Provinsi dan semua pimpinan di dua daerah perbatasan.
“Pemprov akan berdialog bersama semua pimpinan di dua darah perbatasan untuk lebih lanjut cari solusi terbaik ke depan” tulis Gubernur NTT, melalui keterangan tertulisnya (16/08/2025)
Respon cepat Gubernur NTT terkait upaya untuk mempertemukan pimpinan di dua daerah perbatasan tersebut mendapat apresiasi dari Husni Mubarak salah satu pemuda Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur.
“Inisiatif Gubernur tersebut patut kita apresiasi. Kita berharap ruang dialog dua pimpinan daerah perbatasan tersebut menjadi solusi terbaik menyelesaikan konflik sosial yang masih terjadi hingga saat ini” ujarnya
Ia juga menyarankan, Pemerintah Provinsi juga hadir langsung mendengar dari aspirasi masyarakat di wilayah perbatasan tersebut.
“Kalau dailog hanya pemerintah daerah head to head dengan pemerintah daerah, kami ragu pemerintah daerah tidak murni representasi aspirasi masyarakat akar rumput di daerah perbatasan. Libatkan masyarakat yang terlibat langsung dalam konflik di lapangan” tambahnya
Saran itu bukan tanpa pertimbangan, sebab urusan tapal batas antara Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai Timur sudah selesai di masa kepemimpinan Gubernur Laiskodat dan sudah selesai di Kementerian Dalam Negeri.
“Konflik tapal batas ini sudah mengkrucut pada perebutan sumber daya alam yang berada di wilayah perbatasan tersebut. Pemerintah mesti mempertimbangkan hak ulayat diantar kedua kelompok masyarakat dalam mengambil keputusan. Jika tidak menggunakan pendekatan yang holistik, maka wilayah Bensur akan menjadi bom waktu, yang sekali waktu akan meletus” tutupnya.