BeritaBusinessEkonomi

Peluang Emas Jadi Agripreneur, Irfanjid Menantang Gen-Z untuk Tak Lagi Malu Turun ke Sawah

×

Peluang Emas Jadi Agripreneur, Irfanjid Menantang Gen-Z untuk Tak Lagi Malu Turun ke Sawah

Sebarkan artikel ini

OKU TIMUR – Di tengah derasnya tren digital dan gaya hidup instan, generasi muda di OKU Timur justru dihadapkan pada peluang besar yang sering terabaikan yakni “bertani”.

Bukan bertani biasa, tapi bertani dengan cara modern yang melibatkan sentuhan teknologi dan strategi bisnis digitalisasi.

Pertanian modern kini digaungkan oleh Muhammad Irfanjid, legislator muda yang menantang Gen-Z untuk tak lagi malu turun ke sawah.

Siapa bilang masa depan hanya ada di kota? Di balik hamparan sawah dan ladang di Kabupaten OKU Timur, tersimpan peluang bisnis besar yang belum banyak dilirik anak muda.

Pertanian modern kini menjadi ladang emas yang siap digarap. Apalagi dengan dukungan teknologi dan bantuan pemerintah yang kian masif.

Hal ini ditegaskan oleh Muhammad Irfanjid, anggota DPRD termuda di OKU Timur yang vokal dalam isu generasi muda dan pembangunan daerah.

Dalam podcast bersama dr. Herly Sunawan baru-baru ini, Irfan menyampaikan keresahannya terhadap rendahnya minat generasi Z di OKU Timur terhadap sektor pertanian.

Sebagai wakil rakyat muda, Irfan merasa bertanggung jawab untuk membangkitkan semangat generasi seangkatannya agar melihat pertanian dari sudut pandang yang berbeda.

“Di tengah kemajuan teknologi, sayangnya anak muda masih menganggap bertani itu kuno. Padahal sekaranglah waktu terbaik untuk masuk ke dunia pertanian,” ungkap Irfan.

Ia menjelaskan bahwa sektor pertanian saat ini sudah jauh berbeda dibanding masa lalu. Bukan hanya sebagai ladang kerja, tetapi sebagai lahan bisnis dan inovasi.

Berbagai alat pertanian canggih, sistem irigasi otomatis, hingga pemanfaatan drone dan aplikasi digital sudah mulai masuk ke desa-desa.

Pemerintah pun membuka akses pelatihan, pendanaan, dan bantuan alat untuk para petani muda.

Ini semua, katanya, menjadi peluang besar yang belum banyak dimanfaatkan oleh Gen-Z.

Pertanian itu sekarang sudah smart, tinggal siapa yang mau terjun dan memanfaatkannya. Dan itu harusnya anak muda,” tegasnya.

Irfan menilai bahwa Gen-Z punya modal besar. Sebab mereka sudah melek teknologi, cepat belajar, dan kreatif.

Tinggal bagaimana energi itu diarahkan ke sektor yang tepat, salah satunya menggarap sistem pertanian modern.

Tak hanya itu, Irfan juga mendorong anak muda untuk tak hanya bertani, tapi juga membangun brand lokal.

Sehingga bisa menjual produk secara online, dan menciptakan sistem dìstribusi hasil pertanian yang efisien.

“Saya yakin, petani muda dari OKU Timur bisa punya produk berlabel sendiri, bahkan bisa masuk pasar nasional atau ekspor. Tapi harus mulai dari sekarang,” tambahnya.

Sebagai wakil rakyat yang juga bagian dari generasi Z, Irfan berharap ada semangat baru dari kalangan muda.

Sehingga peran Gen-Z dapat mengubah citra pertanian menjadi sektor yang keren, berkelas, dan berdaya saing tinggi.

“Kalau kita bisa jadi content creator, kenapa nggak bisa jadi agripreneur? Sawah dan ladang itu juga panggung masa depan,” jelas Irfan.

Disisi lain tambah Irfan, sektor pertanian sekarang sudah sangat terbantu dengan berkembangnya teknologi.

“Bahkan pertanian modern bisa dìkembangkan lewat media sosial, e-commerce, hingga branding produk lokal,” pungkas Irfan. (BF)