Bandung – Pemerintah Kota Bandung berencana untuk mempraktikkan aplikasi PeduliLindungi di setiap pasar tradisional dalam upaya mengecek serta mendata wisatawan yang hendak belanja di masa pandemi Covid- 19. Tetapi perihal itu menemukan bermacam respon dari masyarakat yang sering ke pasar tradisional untuk mendapatkan bermacam kebutuhan.
Wacana terapkan PeduliLindungi di pasar tradisional diungkapkan langsung oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial kepada para wisatawan. Perihal itu juga jadi salah satu upaya Pemkot Bandung dalam menghindari penyebaran covid- 19 di pasar tradisional yang dinilai masih tingginya interaksi baik antar orang dagang ataupun dengan wisatawan.
“Saya kira tidak ada yang tidak memungkinkan, kita bisa laksanakan, secara bertahap,” kata Oded melalui siaran pers, Minggu (3/10/2021).
Oded mengaku, aplikasi PeduliLindungi akan dilakukan bertahap di sejumlah tempat di Kota Bandung. Namun pelaksanaannya menyesuaikan dengan karakteristik pasar tersebut.
“Pasar dengan mal itu berbeda, ini harus ada kajiannya. Kalau instruksi dari Pemerintah Pusat harus laksanakan ya laksanakan,” sahutnya.
Perihal itu sontak menemukan reaksi dari masyarakat paling utama yang sering belanja di pasar tradisional. Masyarakat memperhitungkan, pelaksanaan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional kurang pas. Terlebih kebanyakan yang belanja ke pasar tradisional ialah orang dagang kecil ataupun kelontongan yang belum pasti memliki gawai buat aplikasi tersebut.
“Yang ke pasar itu kan kebanyakan ya pedagang-peadang kecil gitu, yang belanja untuk berjualan lagi. Kalau punya hape juga, seperti saya, ya hapenya masih yang jadul, enggak bisa pake internet,” kata Titi (52), salah seorang pedagang kelontongan di Bandung yang kerap belanja ke Pasar Caringin.
Titi mengaku, gawai yang digunakannya saat ini hanya sekedar untuk telepon. Ia pun belum begitu mengetahui cara menggunakan aplikasi PeduliLindungi, terlebih gawai yang digunakan bukan merupakan smartphone.
“Emang bisa di hape jadul ieu dipasang, da teu ngarti saya mah (da enggak ngerti saya),” cetus Titi.
Hal senada pun diungkap Eha (52), yang tak memiliki sama sekali gawai. Ia menjadi khawatir tidak bisa masuk ke pasar tradisional jika diterapkan aplikasi PeduliLindungi. Padahal, ia setiap hari harus belanja ke pasar untuk dijual kembali.
“Teu gaduh hape abdi mah, terus gimana atuh? (saya tidak punya handphone, terus bagaimana),” tanya Eha.
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah akan menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di enam pasar tradisional. Saat ini, dia menuturkan, penerapan aplikasi PeduliLindungi itu masih dalam tahap uji coba.
“Aplikasi PeduliLindungi akan dilaksanakan di 6 pasar rakyat di Indonesia,” kata Wiku dalam keterangan persnya di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/9/2021).
Keenam pasar tersebut yakni Pasar Mayestik dan Pasar Blok M di Jakarta, Pasar Baltos di Bandung, Pasar Modern BSD Tangerang Selatan, Pasar Modern di kawasan Alam Sutera Tangerang, dan pasar Wonodri di Semarang. Wiku menyebut, pemerintah akan uji coba lebih dulu penerapan aplikasi PeduliLindungi di enam pasar tradisional itu.
“Penerapan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk merealisasikan hidup produktif dan aman Covid-19 di Indonesia,” ucap Wiku.***/YG