Sarik Alahan Tigo – Dalam rangka memperingati bulan Bahasa serta Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun 2023, OSIS SMPN 4 Hiliran Gumanti melaksanakan aneka lomba yang terkait dengan peningkatan kompetensi siswa dalam bidang literasi.
Kegiatan yang bertajuk Semarak Bulan Bahasa ini dilaksanakan pada hari Senin (30/10) di Kampus SMPN 4 Hiliran Gumanti yang dilaksanakan setelah upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan pembina upacara Feriyadi, S.Pd. selaku Kepala SMPN 4 Hiliran Gumanti.
Para peserta upacara pada peringatan ini diwajibkan mengenakan busana daerah dengan tujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang arti penting semangat sumpah pemuda kepada warga sekolah terutama kepada para siswa dan GTK.
Selepas upacara bendera para siswa dengan antusias mengikuti aneka lomba dalam kegiatan Semarak Bulan Bahasa.
Jamira, S.Pd. selaku Pembina OSIS menyampaikan bahwa Kegiatan Semarak Bulan Bahasa ini merupakan agenda tahunan OSIS SMPN 4 Hiliran Gumanti.
Jamira,S.Pd menjelaskan bahwa Mata lomba dalam kegiatan ini meliputi ; 1) Lomba Menulis Karangan, 2) Lomba Membaca Puisi, 3) Lomba Menggambar, dan 4) Lomba Cerdas Cermat dimana Setiap mata lomba memiliki kriteria tertentu yang bertujuan agar seluruh murid dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Kegiatan seperti ini nyaris dilaksanakan setiap bulan oleh OSIS SMPN 4 Hiliran Gumanti dengan mengacu Hari Besar Nasional maupun Hari Besar Keagamaan yang ada pada bulan-bulan tersebut”,tuturnya.
Kepala SMPN 4 Hiliran Gumanti, Feriyadi, S.Pd. menyatakan bahwa sekolah menyambut baik setiap usulan OSIS dalam melakukan kegiatan di berbagai perayaan di sekolah yang tujuannya agar para peserta didik lebih mengenal dan memahami makna-makna yang tersirat dalam setiap hari besar tersebut.
Terkhusus pada Kegiatan Semarak Bulan Bahasa tambah Kepsek, pihak sekolah berharap agar kegiatan ini menjadi salah satu upaya peningkatan kemampuan literasi baca tulis siswa di sekolah.
“Kegiatan Semarak Bulan Bahasa juga merupakan jawaban atas fenomena kurangnya rasa menghargai dalam menggunakan bahasa Indonesia dilingkungan anak didik kita terutama di sekolah”,pungkasnya.
Hal ini tambah Feriyadi mencerminkan kurangnya rasa patriotisme dilingkungan sekolah. “Kalaulah anak didik kita yang notebene merupakan generasi penerus yang akan datang kurang menghargai bahasa Indonesia, maka bisa diperkirakan nasib bahasa Indonesia pada 20-30 tahun yang akan datang”,tutupnya.(Dedi)